Kujalani hidup mengaruhi samudra
Mengayuh dayung menjalankan bahtera
Mencari penawar rasa di hati
Mencari makna cinta sejati

Kini ku tahu makna cinta
Cinta bukanlah sekedar rasa
Cinta bukanlah sekedar tutur kata
Dan cinta, bukan sekedar pengorbanan raga

Jika cinta sekedar rasa
Pasti hati kan tersiksa
Jika cinta sekedar ucapan
Manusia pasti dalam kebinasaan
Jika cinta sekedar pengorbanan
Tiada jiwa ini merasa aman

Cinta sejati adalah perasaan
Terungkap dengan ucapan
Tertuang dengan pengorbanan

Sumber : http://cintasejati.student.umm.ac.id/2010/02/05/kesetiaan-cinta/

Haru biru hatiku menatapmu……… Ketika Cinta sejati mengambilmu dariku…

Bagaikan domba kepembantaian…tanpa suara dan tanpa meronta, ku pasrah tanpa setetes air mata…..

Ketika Berlaksa-laksa hujan batu kepedihan menimpa jiwaku…… ku bungkam gemuruh dan kusingkirkan petir yang menghanguskanku… kubiarkan hanya keteduhan yang terpancar diwajahku……

Ketika waktu berhenti…. dan nafasku tecekal di tenggorokan….. gemeretak gigiku tertahan menahan pedih… pedih yang merenggut harapku…..

Namun…aku tidak akan pernah menyerah…. tidak akan pernah mengaku kalah……

aku masih punya padang rumput yang dihiasi ribuan bunga cinta…. yang setia mekar… meski berjuta kali pangkas bahakan dimakan bara …..

Aku tidak akan menyerah… meski ku tahu…. berjuta kali aku harus menderita…….

Aku tidak akan menyerah…. karena yang kutahu…. cinta tak pernah kalah…… meski maut merenggut nyawa….

Sejenak kuhela nafas….. mencoba merampas setitik nyawa…..

bukan untuk dipadu raga … namun untuk direnggang nyawa…….

Aku …adalah sang aku…. Yang setia mencinta…… meski orang memandang nista…

Meski orang mencemooh dengan tawa… bahkan menyebutku gila…….

Tapi adakah yang salah dengan cinta……

Jika Ia…. siapa yang telah mengoreksinya………

Atau siapa yang telah mendakwa penciptanya….

Hai…. kira berbicara tentang rasa…. yang tiada defenisinya…..

Kita berbicara tentang Cinta ….. yang hanya Punya Kesetiaan pada jiwa… bahkan melepas raga dari nyawa….

Sumber : http://apresiasipuisi.multiply.com/journal/item/2230

Kemarin aku bergaya tak sengaja
Menolehkan kata pada kertas yang tergeletak di meja
Ku tuliskan demi bait kata ungkapkan rasa

Demikian kah aku demikian
Menguraikan kalimat dengan apa yang ku cinta
Untuk semua alam semesta?

Demikian kah aku demikian
Kiranya aku bersyukur masih menikmatinya
Menatap dan merasakannya..

Penulis :

Sumber : http://inadwiana.wordpress.com/2009/11/15/aku-demikian/

Rasa ini datang begitu saja,
Tanpa permisi ia menyentuh batinku,
Sungguh tak mampu ku ukir pada prasasti apapun,
Betapa ia indah dan menyiksa.

Sesyahdu melodi harmoni,
Rasa rindu itu berbalur bersama waktu,
Bersama gemintang di cakrawala bebas,
Ingin kumelayang menelisik angin…tuk bersua denganmu.

Kekasih…jika rasa itu memeluk jiwamu,
Jagalah ia dengan lembut belaimu,
Meski nestapa kerap hadir mengusik hati yang gelisah,
Aishiteru…!

Penulis : Abigailroodee

Sumber : http://www.bangfad.com/sastra/rasa-ini-2.html

# kutulis semua ini dalam resah
# merenungi kebodohanku
# tak pernah terfikir kan seperti ini
# kau yg selalu mendengar keluh ku
# kau yg selalu menemani tawa ku
#

# selalu bisa menuntun ku saat ku terseok dlm gundah
# rasaku tlah bersemi untukmu
# asa ku tlah terpaut padamu …
# selama ni hanya ku simpan semua..
# ku takut ….
# kau kan pergi bila tau ..
# tak lagi dapat ku lihat tawa konyolmu..
# ternyata .. aku salah…
# hanya sesal yng dapat ku kecap..

# tak kusangka ..
# kau pergi begitu cepat
# tinggalkan harap untukku…
# rasa ini hanya menjadi memori..
# kenapa tuhan mengambilmu dari ku…
# mengambil tawaku ..
# mengambil semangatku….
#

# hanya dapat ku pandang deburan ombak tuk mengenangmu….
# sahabat terbaikku…..
# semangat dan tawaku……
# rasa ini masih tersimpan untukmu….
# ku berharap .. kau melihatku …. dari tempat terindah mu…….

Sumber : http://www.bangfad.com/sastra/untukmu-2.html