Kami melompat tinggi
Mengkayuh tongkat di atas hari
Hingga urat nadi teraliri
Darah kesatria nan mulia di diri

Kami berusaha memburu
Nilai kemuliaan yang ingin kami cari
Untuk selalu mengulurkan tangan penuh haru
Tidak sampai pada tingkatan yang rendah sekalipun,
Kami harus melompat tinggi dan lebih tinggi
Tidak akan berhenti meski telah habis batas dunia ini,

Seperti langit yang mengandung hujan,
Bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan
Selalu berusaha mencapai mahkota di dalam hati yang merdeka
Selalu berupaya menemukan jalan dengan cinta
Kami Berusaha melompat tinggi menembus langit!!


“Semangat itu laksana matahari yang mengatakan cintanya,
dan purnama yang mengukir huruf-huruf dalam cahayanya,
Adalah kesungguhan hingga mata yang satu melampui yang lain,
dan hari yang satu menjadi pemimpin hari yang lain”
(Dr. Aidh al-Qarni)

Hunuslah pedang semangat itu untuk menebas pedihnya kehidupan
Kami Berusaha melompat tinggi menembus langit!!

Sumber : http://inadwiana.wordpress.com/2009/10/10/semangat-yang-menembus-langit/

Telah lama kami tak berirama
Berdendang keluarkan ritme dalam kata
Menunjukkan kecintaan kami padamu
Memberikan kasih sayang kami padamu

Tiadakah engkau sadar pada jiwa,
Tiadakah engkau tahu pada rasa?
Setiap malam kami bersandar pada rindumu
Setiap janji waktu kami menggandeng selalu cintamu

Kami tak kan pernah bosan untuk mengejarmu
kami tak kan pernah bosan untuk menatapmu
Kami tak kan pernah bosan untuk mengiringimu
dan kami berharap tak kan pernah bosan untuk menunggumu..

Penulis : Ina Dwiana Kartaatmadja

Sumber : http://inadwiana.wordpress.com/2009/11/14/tak-berharap-tak-pernah-bosan/

Hanya diam,
saat hati tak mampu lagi menahan…….
saat marah membuncah,
saat semuanya berganti dengan amarah,sesal, kecewa dan sakit hati…

Saat semuanya harus berakhir,
saat hati tak mampu lagi menahan,
sakit, kecewa hanya itu yang dirasa…

Cukup kesabaran, cukup tuk menahan, cukup tuk bertahan…diam…
ketika amarah tak mampu lagi diungkapkan…

Langkah terhenti,
saat merasa tersakiti,
saat merasa terlalu sakit…

Coba redamkan,
ikhlas, dan relakan jadi kenangan,
semuanya…

Penulis : Rizky Anggreini

Sumber : http://www.bangfad.com/sastra/saat.html

Kala para birokrat berdebat tentang kemakmuran rakyat.
Ribuan budak tak henti di telanjangi mesin industri milik cukong tak bermartabat.
Penat mendera mereka, para pengabdi…
Habis diperas, dihisap, demi kebutuhan industri.

Sementara itu, dibalik awan, cukong laknat itu terbahak-bahak
Mendekap peti harta keringat para budak dengan tamak
Inilah kesaksian para penghuni jiwa
Dikala malaikat kabarkan duka…
dan Iblis leluasa menghuni Surga…

Penulis : Derrik Hudaya

Sumber : http://www.bangfad.com/sastra/replika-diorama-terbaptis.html

# kutulis semua ini dalam resah
# merenungi kebodohanku
# tak pernah terfikir kan seperti ini
# kau yg selalu mendengar keluh ku
# kau yg selalu menemani tawa ku
#

# selalu bisa menuntun ku saat ku terseok dlm gundah
# rasaku tlah bersemi untukmu
# asa ku tlah terpaut padamu …
# selama ni hanya ku simpan semua..
# ku takut ….
# kau kan pergi bila tau ..
# tak lagi dapat ku lihat tawa konyolmu..
# ternyata .. aku salah…
# hanya sesal yng dapat ku kecap..

# tak kusangka ..
# kau pergi begitu cepat
# tinggalkan harap untukku…
# rasa ini hanya menjadi memori..
# kenapa tuhan mengambilmu dari ku…
# mengambil tawaku ..
# mengambil semangatku….
#

# hanya dapat ku pandang deburan ombak tuk mengenangmu….
# sahabat terbaikku…..
# semangat dan tawaku……
# rasa ini masih tersimpan untukmu….
# ku berharap .. kau melihatku …. dari tempat terindah mu…….

Sumber : http://www.bangfad.com/sastra/untukmu-2.html

tetap setia dengan apa yang ku pegang dalam perjalanan ini,
telah menjadi kunci bagi ku,
untuk terus tegar,
ku kan slalu mengingat semuanya.

apakah betul,
semua yang ku jalani ini.
berkat hancurnya hidupku,
dalam 16 tahun lalu,

berawal dari perpisahan mereka,
ku jalani tanpa beban,
namun,
dengan segudang tanya
muncul di benakku,
satu tanya yang ku jawab sendiri,
tanpa mengharap kritik
dan anggapan dari yang lain.
“SIAPA yang salah dalam kehidupan ku ini?”

“MEREKA!!”
begitu tega beliau berucap janji,
berbuat cinta,
hingga nyatanya aku.
namun,
berujung pada perpisahan,
yang membuat ku berani menyimpulkan itu.

lepas dari itu,
ku jalani sisa hidup
yang jauh dari belaian cinta
dan kasih sayang.

ku sadar
ku telah pincang,
satu nyawa telah di paksa keadaan
untuk ku tinggalkan.
perpisahan itu,
telah menyakitkan ku.

lalu,
datangnya sosok seorang
yang di harapkan
dapat mengganti nyawa beliau
yang ku pisahkan.
membuat ku belajar
untuk melupakan beliau.

ia coba mengasih,
namun ku tak dikasihi,
ia coba mencinta,
namun ku tak dicinta.
betapa berat
untuk menggantikan
sosok nyawa yang telah
menjadi darah
diraga ku ini.

ketika ia mengajari
dan menghasut ku
untuk membenci nyawa itu.
ku terlena,
ku hanyut dalam fitnahnya.

fitnah yang mengajarkan ku
untuk membenci sosok
yang melahirkan ku.
fitnah yang membuatku bisa
melupakan kejadian itu.
betapa hinanya aku
di kala itu.

ntah mengapa,
13 tahun sudah
ku menyalahkan kejadian itu.
hingga ku lelah akannya.
ku berkelana
mencoba peruntungan baru,
untuk mencari jawaban atas pertanyaan.
“adakah cinta
yang tersisa untukku?”

ternyata betul,
cobaan di berikan
tak pelak ada hikmah di baliknya.
ku di datangi bidadari.
seorang anak manusia,
yang telah menjelma menjadi malaikat
bagiku.

ku ingin menjaganya,
ku ingin bersamanya.
jalan untuk mewujudkan itu masih jauh,
namun,
ku bahagia
bermimpi tentang itu.

kini,
hidup adalah perjuangan bagi ku.
sahabat,
tak lain juga menjadi
faktor penguat ku
untuk melangkah
menghadapi rintangan ini.
mari kita lawan bersama
getirnya keras hidup ini
teman.

semangat selalu.

Sumber : http://www.bangfad.com/sastra/perjalanan.html